1. Latar Belakang
Pada tahun 1990, sebuah tonggak sejarah
tercapai ketika volume perdagangan internasional dalam barang-barang dan
jasa-jasa yang diukur dalam dollar sekarang melampaui $4 triliun.
Bahkan, hanya enam tahun kemudian mendekati $7 triliun. Volume
perdagangan dunia tahun 1996 hampir 4 kali lipat dari apa yang ada pada
tahun 1970. Kenaikan empat kali ekspor dunia dalam waktu hanya 26 tahun
menunjukkan bahwa peluang untuk meningkatkan penjualan melalui ekspor
adalah suatu strategi pertumbuhan yang dapat dijalankan. Namun pada saat
yang sama, pertumbuhan ekspor negara-negara individual hendaknya
merupakan suatu peringatan terhadap orang-orang bisnis bahwa mereka
harus bersiap-siap menghadapi persaingan yang meningkat dari ekspor ke
pasar-pasar domestik mereka sendiri.
Selain mengekspor dan
mengimpor, dalam perdagangan internasional biasanya
perusahaan-perusahaan internasional dalam mendirikan dan memperluas
operasi-operasi luar negeri mereka melakukan investasi luar negeri.
Investasi luar negeri dapat dibagi menjadi dua komponen, yaitu investasi
portofolio dan investasi langsung (foreign direct investment) .
Investasi portofolio adalah pembelian saham-saaham dan obligasi
semata-mata untuk memperoleh laba atas dana yang diinvestasikan.
Investasi portofolio luar negeri besar jumlahnya dan akan terus tumbuh
dengan semakin banyaknya perusahaan-perusahaan internasional
mendaftarkan obligasi dan kekayaan mereka di bursa luar negeri.
Sedangkan investasi langsung adalah pembelian saham yang cukup dalam
sebuah perusahaan untuk memperoleh kontrol manajemen yang signifikan.
Amerika Serikat merupakan pemimpin dalam aliran masuk investasi langsung
luar negeri dengan $84,6 miliar (Cina yang kedua dengan $42,3 miliar)
dan arus kas keluar dengan $84,9 miliar (Inggris dengan $53,5 miliar
merupakan yang kedua). Apabila sebuah negara menerima jumlah investasi
asing yang cukup besar, iklim investasinya pastilah menguntungkan. Ini
berarti bahwa kekuatan-kekuatan politis lingkungan luar negeri relatif
menarik dan bahwa peluang untuk memperoleh laba lebih besar di sana
daripada dimanapun. Salah satu alasan investasi langsung di luar negeri
adalah perdagangan luar negeri lebih sedikit biaya dan resikonya. Juga,
manajemen dapat memperluas bisnisnya sedikit demi sedikit daripada
dengan jumlah invesatsi dan ukuran pasar yang jauh lebih besar yang
diperlukan oleh suatu fasilitas produksi luar negeri.
Alasan Memasuki Pasar Luar Negeri
Secara garis besar, alasan memasuki pasar luar negeri adalah sebagai berikut:
• Meningkatkan laba dan penjualan
• Melindungi pasar, keuntungan, dan penjualan
Meningkatkan Laba dan Penjualan
Memasuki
pasar-pasar baru. Para manajer senantiasa berada di bawah tekanan untuk
meningkatkan penjualan dan laba perusahaan, dan ketika mereka
menghadapi pasar yang dewasa dan jenuh di negaranya sendiri, mereka
mulai mencari pasar-pasar baru di luar negara mereka. Mereka menemukan
bahwa (1) PNB per kapita dan pertumbuhan penduduk yang meningkat
tampaknya merupakan calon-calon yang dapat digunakan bagi operasi mereka
dan (2) perekonomian beberapa negara di mana mereka tidak melakukan
bisnis sedang tumbuh dengan tingkat yang cukup cepat daripada
perekonomian pasar mereka sendiri.
Pengaturan perdagangan
preferensial. Pengaturan perdagangan preferensial adalah persetujuan
oleh sekelompok kecil bangsa-bangsa untuk membentuk perdagangan bebas di
antara mereka sendiri sementara mempertahankan restriksi perdagangan
dengan semua negara lain. Misalnya Uni Eropa, NAFTA (North American Free
Trade Agreement). Fakta bahwa kebanyakan negara yang mengalami
pertumbuhan penduduk dan GNP per kapita tidak perlu berarti mereka telah
memperoleh ukuran yang cukup untuk menjamin invetasi oleh perusahaan
internasional baik dalam (1) sebuah organisasi untuk memasarkan ekspor
dari negara asal (2) sebuah pabrik pemanufakturan lokal. Untuk banyak
produk, sejumlah negara tersebut masih kekurangan pasar potensial yang
cukup. Akan tetapi ketika negara-negara demikian telah membuat semacam
pengaturan perdagangan preferensial , pasar yang tersisa demikian jauh
lebih besar daripada perusahaan-perusahaan yang seringkali membiarkan
hal-hal yang sering merupakan langkah awal ekspor untuk membuat entri
pasar awal mereka dengan fasilitas-fasilitas pemanufakturan lokal.
Pasar-pasar
yang tumbuh lebih cepat. Tidak hanya pasar luar negeri yang baru sedang
muncul, tetapi banyak di antaranya yang sedang tumbuh dengan tingkat
yang lebih cepat daripada pasar dalam negeri. Contoh yang istimewa
adalah pertumbuhan Singapura, yang memiliki 4,4 kali rata-rata
pertumbuhan tahunan Amerika Serikat, dengan GNP per kapita yang sama.
Meskipun demikian, karena ia merupakan pasar yang kecil, negara itu
tidak akan menjadi calon bagi setiap perusahaan yang sedang mencari
peluang pertumbuhan di luar negeri. Singapura menarik bagi para ekportir
produk-produk mewah dan toko-toko makanan berantai seperti McDonald's,
yang kebetulan telah memiliki lebih dari 50 restoran di sana.
Komunikasi
yang lebih baik . Ini mungkin dianggap suatu alasan pendukung bagi
pembukaan pasar-pasar baru di luar negeri, karena jelas kemampuan
berkomunikasi secara cepat dan lebih murah dengan para pelanggan dan
bawahan-bawahan melalui surat elektronik dan konferensi video, telah
memberikan kepada para manajer kepercayaan akan kemampuan mengontrol
operasi-operasi di luar negeri.
Memperoleh laba yang lebih besar.
Laba yang lebih besar mungkin diperoleh baik dengan meningkatkan
penerimaan total atau menurunkan biaya barang yang dijual.
Biaya
barang yang dijual lebih murah . Menuju luar negeri, baik melalui ekspor
atau dengan memproduksi di luar negeri, seringkali dapat menurunkan
biaya barang yang dijual. Penjualan total yang meningkat dengan
mengekspor tidak hanya akan mengurangi biaya penelitian dan pengembangan
per unit, tetapi juga akan memungkinkan economies of scale .
Melindungi Pasar, Keuntungan, dan Penjualan
Melindungi pasar domestik . Seringkali sebuah perusahaan akan pergi ke luar negeri untuk melindungi pasar dalam negerinya.
Mengikuti
pelanggan ke luar negeri . Perusahaan-perusahaan jasa (akuntansi,
periklanan, riset pemasaran, perbankan, hukum) akan mendirikan
operasi-operasi luar negerinya di pasar-pasar di mana
langganan-langganan utama mereka berada, untuk mencegah para pesaing
memperoleh akses kepada para pelanggan itu. Para pemasok pabrik-pabrik
peralatan asli (misal pabrik baterai untuk produser mobil) seringkali
mengikuti pelanggan-pelanggan besar mereka. Para pemasok tersebut
memiliki keunggulan tambahan, yaitu mereka bergerak ke dalam pasar-pasar
baru dengan basis pelanggan yang terjamin.
Menyerang pasar dalam
negeri pesaing . Adakalanya sebuah perusahaan akan mendirikan operasi
di negara asal pesaing utamanya dengan gagasan tetap mendudukinya dengan
mempertahankan pasar itu, sehingga akan lebih sedikit energi untuk
bersaing di negara asal perusahaan yang pertama. Meskipun Kodak
menyatakan keputusannya untuk membuka pabrik pemanufakturan di Jepang
tidak ada kaitannya dengan pesaing Jepangnya (Fuji), pengumumannya
datang hanya sepuluh hari setelah Fuji memulai konstruksi fasilitas
pabrik pertamanya di Amerika Serikat.
Segi tiga pertumbuhan .
Untuk tetap kompetitif dalam menarik industri baru menghadapi upah yang
meningkat, Singapura memperkenalkan konsep zona kerja sama ekonomi
terlokalisasi, atau segi tiga pertumbuhan. Mereka terdiri atas kelompok
negara-negara yang saling melengkapi secara ekonomi dan dekat satu sama
lain secara geografis. Contohnya adalah segi tiga pertumbuhan Selatan,
meliputi 30-mil yang melewati Singapura, negara bagian Johor Malaysia
dan kepulauan Riau Indonesia. Singapura memperlengkapi dengan kemampuan
manajemen, keuangan, transportasi dan telekomunikasi, sementara Riau dan
Johor menyediakan tanah, tenaga kerja dan sumber alam. Sedikitnya 5
segi tiga pertumbuhan lainnya di Asia sedang dilembagakan.
Melindungi
pasar-pasar luar negeri . Mengubah cara keluar negeri dari mengekspor
menjadi memproduksi di luar negeri sering kali perlu melindungi
pasar-pasar luar negeri.
Jaminan pasokan bahan mentah .Beberapa
negara maju memiliki pasokan bahan mentah domestik yang cukup. Jepang
dan Eropa hampir seluruhnya bergantung pada sumber-sumber luar negeri,
dan bahkan Amerika Serikat bergantung pada impor untuk memenuhi lebih
dari separuh kebutuhan akan aluminium, chrom, mangan, nikel, timah, dan
seng. Untuk memastikan kesinambungan pasokan, pabrik di negara-negara
industri sedang dipaksa melakukan investasi utamanya di negara-negara
berkembang, dimana sebagian besar sumber-sumber pasokan baru ditemukan.
2. Strategi Memasuki Pasar Luar Negeri
Mengekspor
Kebanyakan
perusahaan memulai keterlibatannya dalam bisnis luar negeri dengan
megekspor – yaitu, menjual beberapa produksi reguler mereka di luar
negeri. Metode ini memerlukan sedikit investasi dan relatif bebas
resiko. Mengekspor merupakan bentuk pengoperasian secara internasional
yang paling tradisional dan sudah sering diiaksanakan. Sebuah perusahaan
mungkin terlibat dalam mengekspor secara langsung, artinya penjualan
antara perusahaan tersebut dan distributor atau pelanggan negara kedua
yang berfungsi sebagai pengimpor. Sebuah perusahaan dikatakan melakukan
ekspor secara tidak langsung kalau penjualan iewat perantara yang berada
di negaranya sendiri.
Sekitar 50 persen perusahaan A.S. melakukan
bisnis di pasar luar negeri dengan cara mengekspor. Karena tidak
dibutuhkan investasi untuk mengoperasikan manufaktur di luar negeri,
bukan berarti mengekspor dapat dikatakan sebagai alternatif dengan biaya
rendah. Pengeluaran yang diperlukan untuk memperoleh lisensi ekspor,
menghubungi EMKL, mengatur pembayaran dan sebagainya. Akan tetapi,
walaupun hal ini dilakukan secara aktif dan baik, mengekspor memerlukan
investasi yang signifikan dalam pemasaran dan biaya transportasi
biasanya mahal dan adanya pengenaan tarif. Investasi ini dimulai dengan
studi pasar yang intensif untuk mengembangkan strategi pemasaran negara.
Tanda khas dari strategi ini mungkin berupa penyesuaian produk pada
kebutuhan pelanggan dan preferensi dalam pasar (atau dibiarkan tidak
diubah bila memang tepat) serta kebijakan harga, distribusi, dan
komunikasi yang merupakan bagian terpadu dari strategi pemasaran negara.
Namun
dalam pemasaran, eksportir kurang memiliki kendali terhadap pemasaran
dan pendistribusian produknya di negara tujuan dan harus membayar
distributor. Dalam kenyataannya, sulit menyediakan produk yang sesuai
untuk setiap pasar internasional melalui ekpor.
Pemanufakturan di Luar Negeri
Ketika
manajemen memutuskan untuk terlibat dalam pemanufakturan di luar
negeri, pada umumnya ada lima alternatif berbeda yang tersedia, meskipun
tidak semuanya layak di negara tertentu. Alternatif-alternatif tersebut
adalah:
• Cabang yang dimiliki secara keseluruhan .
Perusahaan
yang ingin segera memiliki cabang di luar negeri dapat (1) memulai dari
tanah sampai membangun pabrik baru, (2) mengambil alih sebuah
perusahaan yang sedang berjalan, atau (3) membeli distributornya, yang
berarti memperoleh jaringan distribusi yang akrab dengan produknya.
• Usaha patungan (Joint Ventures) .
Usaha
patungan dapat berupa (1) badan usaha dibentuk oleh perusahaan
internasional dan para pemilik lokal, (2) badan usaha yang dibentuk oleh
dua perusahaan internasional untuk tujuan melakukan bisnis di pasar
ketiga, (3) badan usaha yang dibentuk oleh badan pemerintah (biasanya di
negara tempat investasi dilakukan) dan sebuah perusahaan internasional
atau (4) kerja sama yang dilakukan antara dua atau lebih perusahaan
dalam proyek yang lamanya terbatas. Contohnya usaha patungan antara
perusahaan Electronic Data System (EDS) sebuah cabang perusahaan Generai
Motor dengan perusahaan British Telecommunication PLC. EDS adaiah
perusahaan jasa komputer yang ingin berekspansi secara internasional,
tetapi induk perusahaannya (general Motor) tidak memiliki dana yang
cukup untuk membiayai ekspansi tersebut. sementara British Telcom
memiliki jaringan kerja dan kontak-kontak dengan perusahaannya
multinasional dalam pasar yang sedang tumbuh tetapi memerlukan mitra
perusahaan jasa komputer untuk bidang teknoiogi. Kemudian kedua
perusahaan ini menjalin kerjasama dimana dari kerjasama tersebut akan
menyediakan akses ke pasar internasionai bagi perusahaan Electronic Data
System (EDS) serta memungkinkan British Telcom juga memperluas usahanya
di luar bisnis telepon.
• Perjanjian lisensi .
Memberi
lisensi merupakan alternatif strategi memasuki suatu negara dan
perluasan dengan daya tarik yang cukup besar. Sebuah perusahaan dengan
teknologi, pengetahuan, atau merek yang mempunyai citra kuat dapat
menggunakan persetujuan memberikan lisensi untuk menggantikan sumber
laba tanpa investasi dan biaya yang amat kecil. Bahkan sebenarnya,
memberikan lisensi merupakan pengembalian investasi tanpa batas.
Satu-satunya biaya yang harus dikeluarkan adalah biaya menandatangani
perjanjian dan mengawasi implementasinya.
Perjanjian lisensi
memungkinkan perusahaan asing membeli hak memproduksi dan menjual produk
perusahaan di negara tuan rumah atau berapa negara. Pemilik hak
biasanya mendapat royalti untuk setiap unit produk yang diproduksi dan
dijual. Penerima hak menanamkan modal dalam pendirian fasilitas produksi
dan pemasaran serta pendistribusian produk atau jasa. Hasilnya, lisensi
mungkin merupakan bentuk termurah dari ekspansi internasional.
.
• Wara laba
Waralaba
hampir sama dengan pemberian lisensi. Bedanya selain menghibahkan izin
penggunaan nama, proses, metode atau merk, perusahaan induk membantu
penerima waralaba dalam operasi atau pasok bahan mentah. Pemberi
waralaba biasanya lebih memiliki control terhadap kualitas produk
daripada hanya memberikan lisensi. Sama dengan lisensi penerima waralaba
membayar sejumlah komisi dan sebagian tertentu dari
penjualan/penerimaan yang diperolehnya kepada perusahaan pemberi
waralaba.
Contoh perusahaan pemberi waralaba adalah perusahaan
restoran fast food dan minuman ringan seperti Mc Donalds, Kentucky Fried
Chicken
• Pemanufakturan kontrak .
Perjanjian di mana
sebuah perusahaan mengadakan kontrak dengan perusahaan lain untuk
memproduksi produk-produk sesuai dengan spesifikasi tetapi menerima
tanggung jawab pemasaran.
Home »
» STRATEGI MEMASUKI PASAR LUAR NEGERI
0 komentar:
Posting Komentar